TUGAS KE 4
1. Motivasi
Motivasi
merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan dan memelihara perilaku
manusia. Motivasi ini merupakan suatu proses untuk mencoba mempengaruhi
seseorang agar melakukan sesuatu yang kita inginkan. Seorang karyawan mungkin
menjalankan pekerjaan yang dibebankan kepadanya dengan baik, mungkin pula
tidak. Maka dari itu hal tersebut merupakan salah satu tugas dari seorang
pimpinan untuk bisa memberikan motivasi (dorongan) kepada bawahannya agar bisa
bekerja sesuai dengan arahan yang diberikan. Motivasi adalah juga subyek
membingungkan, karena motif tidak dapat diamati atau diukur secara langsung,
tetapi harus disimpulkan dari perilaku orang yang tampak.
Motivasi
seperti yang telah disebutkan diatas, akan mempengaruhi, mengarahkan dan berkomunikasi
dengan bawahannya yang selanjutnya akan menentukan efektivitas manajer. Ada dua
faktor yang mempengaruhi tingkat prestasi seseorang, yaitu kemampuan individu
dan pemahaman tentang perilaku untuk mencapai prestasi yang maksimal atau
disebut juga persepsi peranan. Dimana antara motivasi, kemampuan
dan persepsi peranan merupakan satu kesatuan yang saling berinteraksi.
Motivasi
dapat juga disebut dengan istilah kebutuhan (need), desakan (urge), keinginan
(wish), atau dorongan (drive), yang semuanya ini mempunyai pengertian yang sama
yaitu sebagai suatu keadaan yang ada pada diri seseorang yang mendorong untuk
melakukan suatu kegiatan guna mencapai keinginan atau tujuan. Dorongan ini
biasanya diwujudkan dalam bentuk perilaku.
·
Pentingnya Motivasi
Kali ini akan dibahas berbagai permasalahan
tentang pengarahan dan pengembangan organisasi, termasuk didalamnya bagaimana
menggerakkan para anggotanya untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya,
bagaimana memotivasi para anggotanya, bagaimana mengadakan komunikasi didalam
organisasi, bagaimana mengadakan perubahan dan pengembangan dalam organisasi
dan bagaimana mengatasi segala konflik yang ada dalam organisasi.
Kemampuan seorang
manajer untuk memotivasi dan mempengaruhi, mengarahkan dan berkomunikasi
sangatlah penting karena akan menentukan efektifitas manajer. Dan ini bukan
satu-satunya faktor yang mempengaruhi tingkat prestasi seseorang. Manajer yang
dapat melihat motivasi sebagai suatu sistem akan mampu meramalkan perilaku dari
bawahannya.
·
Pandangan Motivasi dalam
Organisasi
Pandangan motivasi dalam organisasi dapat dilihat dari
tiga jenis teori motivasi yang ada, yaitu :
*
Model Tradisional
Tidak lepas dari teori manajemen ilmiah yang dikemukakan oleh Frederic Winslow
Taylor. Model ini mengisyaratkan bagaimana manajer menentukan
pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan dengan sistem pengupahan insentif
untuk memacu para pekerja agar memberikan produktivitas yang tinggi.
Teori produktivitas memandang bahwa tenaga kerja pada umumnya malas dan hanya
dapat dimotivasi dengan memberikan penghargaan dalam wujud materi (uang).
Pendekatan ini cukup efektif dalam banyak situasi sejalan dengan peningkatan
efisiensi. Disini pemutusan hubungan kerja sudah merupakan suatu kebiasaan dan
para pekerja akan mencari jaminan daripada hanya kenaikan upah kecil dan
sementara.
*
Model hubungan Manusiawi
Elton Mayo dan para peneliti hubungan
manusiawi lainnya menemukan bahwa kontak-kontak sosial karyawan pada
pekerjaannya adalah penting, kebosanan dan tugas yang rutin merupakan pengurang
dari motivasi. Untuk itu para karyawan perlu dimotivasi melalui pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan sosial dan membuat mereka berguna dan penting dalam
organisasi.
Para karyawan diberi kebebasan membuat
keputusan sendiri dalam pekerjaannya, untuk para pekerja informal perlu
mendapat perhatian yang lebih besar. Lebih banyak informasi disediakan untuk
karyawan tentang perhatian manajer dan operasi organisasi.
*
Model Sumber Daya Manusia
McGregor, Maslow, Argyris dan Likert mengkritik
model hubungan manusiawi, bahwa seorang bawahan tidak hanya dimotivasi dengan
memberikan uang atau keinginan untuk mencapai kepuasan, tapi juga kebutuhan
untuk berprestasi dan memperoleh pekerjaan yang berarti, dalam arti lebih
menyukai pemenuhan kepuasan dari suatu prestasi kerja yang baik, diberi
tanggung jawab yang lebih besar untuk pembuatan keputusan dan pelaksanaan
tugas.
·
Teori-teori Motivasi
Teori-teori Motivasi dapat diklarifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu :
1. Teori Petunjuk
(prescriptive theories), yaitu
mengemukakan bagaimana memotivasi para karyawan. Teori-teori ini didasarkan
atas pengalaman coba-coba.
2. Teori-teori
Isi (content theories) kadang-kadang disebut teori-teori kebutuhan (need
theories), adalah berkenaan dengan pertanyaan apa penyebab-penyebab
perilaku atau memusatkan pada pertanyaan “apa” dari motivasi. Teori-teori yang
sangat terkenal diantaranya :
o
Hirarki Kebutuhan dari Psikolog Abraham H.
Maslow.
o
Frederick Herzberg dengan teori
motivasi-pemeliharaan atau motivasi-higienis.
o
Teori prestasi dari penulis dan peneliti David
McCleland.
3. Teori Proses (process theories) berkenaan dengan bagaimana perilaku
dimulai dan dilaksanakan atau menjelaskan aspek “bagaimana” dari motivasi.
Teori-teori yang termasuk kategori teori-teori proses adalah:
o
Teori Pengharapan
o
Pembentukan perilaku (Operant Conditioning)
o
Teori Porter-Lawler
o
Teori Keadilan.
·
Teori-teori Isi
Memusatkan pada penyebab perilaku terjadi
dan berhenti yang terpusat pada kebutuhan, motif yang mendorong, menekan,
memacu dan menguatkan karyawan melakukan kegiatan, juga berhubungan dengan
faktor-faktor eksternal yang berupa insentif yang menyarankan, mendorong,
menyebabkan dan mempengaruhi untuk melaksanakan suatu kegiatan. Penekanannya
pada pengertian faktor-faktor internal dan kebutuhan. Ada tiga macam teori yang
dipakai dalam teori isi, antara lain :
1.
Hirarki kebutuhan Maslow
Menekankan pada kebutuhan manusia
yang tersusun dalam bentuk hirarki kebutuhan dari yang terendah sampai yang
tertinggi serta kebutuhan yang telah terpuaskan berhenti menjadi motivator
utama dari perilaku. Ada lima jenjang kebutuhan dalam hirarki kebutuhan Maslow,
yaitu :
o
Kebutuhan
aktualisasi diri dan pemenuhan diri (self-actualization needs)
o
Kebutuhan
harga diri (esteem needs)
o
Kebutuhan
sosial (social needs)
o
Kebutuhan
keamanan dan rasa aman (safety and security needs)
o
Kebutuhan
fisiologis (phisiological needs)
2.
Teori motivasi pemeliharaan Herzberg / teori motivasi
higienis
Umumnya karyawan baru memusatkan
perhatiannya pada pemuasan tingkat kebutuhan lebih rendah dalam pekerjaan
pertama mereka, terutama rasa aman, bila telah terpuaskan akan memenuhi tingkat
yang lebih tinggi, seperti kebutuhan inisiatif, kreatifitas dan tanggung jawab.
Ada dua kelompok faktor yang
mempengaruhi kerja seseorang dalam organisasi, yaitu kepuasan kerja (job
satisfaction) yang mempunyai pengaruh pendorong prestasi dan semangat
kerja serta ketidak puasan kerja (job dissatisfaction) yang
pengaruhnya negatif. Disini dibedakan antara motivator dan faktor-faktor
pemeliharaan (higienic factors = dissatisfiers). Motivator mempunyai
pengaruh meningkatkan prestasi atau kepuasan kerja, sedang faktor pemeliharaan
mencegah merosotnya semangat kerja. Faktor-faktor dalam teori motivasi
pemeliharaan meliputi :
o
Pekerjaan
yang kreatif dan menantang
o
Prestasi
o
Penghargaan
o
Tanggungjawab
o
Kemungkinan
meningkat
o
Kemajuan
3.
Teori Prestasi
Ada korelasi positif antar kebutuhan
berprestasi dengan prestasi dan sukses pelaksanaan. McClelland mengemukakan
bahwa usahawan, ilmuwan dan profesional mempunyai tingkat motivasi prestasi
diatas rata-rata. Orang yang berorientasi prestasi mempunyai
karakteristik-karakteristik tertentu yang dapat dikembangkan, yaitu :
o
Menyukai
pengambilan resiko yang layak sebagai fungsi keterampilan, menyukai tantangan
dan menginginkan tanggung jawab pribadi untuk hasil yang dicapai.
o
Punya
kecenderungan untuk menetapkan tujuan-tujuan prestasi yang layak dan menghadapi
resiko yang sudah diperhitungkan.
o
Mempunyai
kebutuhan yang kuat akan umpan balik tentang apa yang telah dikerjakan.
o
Punya
keterampilan dalam perencanaan jangka panjang dan memiliki kemampuan
organisasional.
2. Teori-teori Proses
Berkenaan dengan bagaimana perilaku timbul
dan dijalankan. Adapun teori-teori yang berkenaan dengan teori-teori proses
yaitu :
Teori Pengharapan (Expectancy theory)
Dimana individu diperkirakan akan
menjadi pelaksana dengan prestasi tinggi bila :
o
Kemungkinan
usaha mereka mengarah ke prestasi yang tinggi.
o
Kemungkinan
mencapai hasil yang menguntungkan.
o
Hasil-hasil
tersebut akan menjadi pada keadaan keseimbangan, penarik efektif bagi mereka.
Menurut Victor Vroom (teori nilai pengharapan Vroom)
orang dimotivasi untuk bekerja bila :
o
Usaha-usaha
yang ditingkatkan akan mengarahkan ke balas jasa tertentu.
o
Menilai
balas jasa dari hasil usahanya.
*
Pembentukan Perilaku (Operant conditioning)
Teori ini dikemukakan oleh B.F.
Skinner yang didasarkan pada hukum pengaruh (Law of Effect), bahwa perilaku
yang diikuti dengan konsekuensi-konsekuensi pemuasan cenderung diulang, sedang
perilaku yang diikuti konsekuensi hukuman cenderung tidak diulang.
Ada empat teknik yang dapat
digunakan manajer untuk mengubah perilaku bawahan, antara lain :
1.
Penguatan
positif, bisa primer maupun sekunder.
2.
Penguatan
negatif, individu akan mempelajari perilaku yang membawa konsekuensi tidak
menyenangkan dan menghindarinya di masa mendatang.
3.
Pemadaman,
dilakukan dengan peniadaan penguatan.
4.
Hukuman,
manajer mengubah perilaku bawahan yang tidak tepat dengan pemberian
konsekuensi-konsekuensi negatif.
*
Teori Porterm Lawyer
Merupakan teori pengharapan dari
motivasi dengan versi orientasi masa mendatang dan menekankan antisipasi
tanggapan atau hasil. Dasarnya yaitu kemungkinan usaha pengharapan yang
dirasakan, usaha yang dijalankan, prestasi yang dicapai, penghargaan yang
diterima, kepuasan yang terjadi dan mengarahkan ke usaha dimasa yang akan
datang.
Model pengharapan menyajikan
sejumlah implikasi bagi manajer tentang bagaimana seharusnya memotivasi bawahan
dan implikasi. Implikasi ini mencakup :
1.
Pemberian
penghargaan yang sesuai dengan kebutuhan bawahan.
2.
Penentuan
prestasi yang diinginkan.
3.
Pembuatan
tingkat prestasi yang dapat dicapai.
4.
Hubungan
penghargaan dengan prestasi.
5.
Penganalisaan
faktor-faktor yang bersifat berlawanan dengan efektifitas penghargaan.
6.
Penentuan
penghargaan yang mencukupi.
Implikasi bagi organisasi adalah :
1.
Sistem
penghargaan yang dapat memotivasi perilaku.
2.
Pekerjaan
dibuat sebagai pemberian penghargaan secara intrinsik.
3.
Atasan
langsung mempunyai peranan penting dalam proses motivasi.
*
Teori Keadilan
Orang akan selalu membandingkan
antara masukan dalam bentuk pendidikan, pengalaman, latihan dan usaha dengan
hasil atau penghargaan yang diterima. Keyakinan tentang adanya ketidakadilan
akan berpengaruh pada perilaku pelaksana kegiatan. Faktor kunci bagi manajer
yaitu mengetahui apakah ketidakadilan dirasakan, bukan apakah ketidakadilan
secara nyata ada. Teori keadilan ini memberikan implikasi bahwa penghargaan
harus diberikan sesuai yang dirasa adil oleh individu yang bersangkutan.
3. Komunikasi
Komunikasi yang efektif adalah
penting bagi manajer karena sebagai proses dimana fungsi manajemen seperti
fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi kepemimpinan, dan fungsi
pengendalian dapat dicapai. Dan sebagai kegiatan dimana manajer mencurahkan
sebagian besar dari waktunya.
Proses
komunikasi memungkinkan para manajer menjalankan tanggung jawabnya dan
informasi harus di komunikasikan kepada para manajer sebagai dasar pembuatan
keputusan dalam pembuatan fungsi-fungsi manajemen baik secara lisan maupun
tertulis.
·
Pengertian Komunikasi
Komunikasi
diartikan sebagai proses pemindahan dalam gagasan atau informasi seseorang ke
orang lain. Komunikasi mempunyai pengertian tidak hanya berupa kata-kata yang
disampaikan seseorang tapi mempunyai pengertian yang lebih luas seperti ekpresi
wajah, intonasi dan sebagainya.
Komunikasi dapat
menghubungkan antara bagian yang berbeda atau disebut rantai pertukaran informasi.
Hal ini mengandung unsur-unsur :
1.
Sebagai
kegiatan untuk seseorang mengerti.
2. Sebagai sarana
pengendalian informasi.
3. Sebagai system bagi
terjalinnya komunikasi diantara individu-individu.
·
Proses Komunikasi
Ada dua model dalam proses
komunikasi, yaitu :
1. Model komunikasi antar pribadi
Model ini
adalah model yang paling sederhana di dalam proses komunikasi. Model yang
paling canggih dalam komunikasi adalah model proses komunikasi dimana
langkah-langkahnya sebagai berikut :
* Pengirim ( Sender = Sumber ) adalah seseorang yang mempunyai kebutuhan, keinginan
atau informasi serta mempunyai kepentingan untuk mengkomunikasikan kepada orang
lain.
* Pengkodean ( Encoding ), pengirim
mengkodekan informasi yang akan disampaikan diterjemahkan ke dalam simbol atau
isyarat yang biasanya dalam bentuk kata-kata agar orang lain mengerti tentang
informasi yang disampaikannya.
* Pesan ( Message ), pesan dapat
dalam segala bentuk yang biasanya dapat dirasakan atau dimengerti satu atau
lebih dari indra penerima, misalnya pidato dapat di dengar dan jika tertulis
dapat di baca, isyarat dapat dilihat atau dirasakan.
* Saluran ( Channel ), adalah cara
mentrasmisikan ( menyampaikan ) pesan, misalnya kertas untuk surat, udara untuk
kata-kata yang diucapkan. Agar komunikasi dapat
efektif dan efisien. Saluran ( media ) harus sesuai untuk pesan.
* Penerima ( Recaiver ), adalah orang yang menafsirkan
pesan dari penerima, jika pesan tidak sampai kepada penerima. Komunikasi tidak
terjadi.
* Penafsiran Kode ( Decoding ), adalah proses dimana penerima
mentafsirkan pesan dan menterjemahkannya menjadi informasi yang berarti
baginya. Semakin tepat penafsiran penerima terhadap pesan yang dimaksudkan oleh
pengirim, makin efektif komunikasi yang terjadi.
* Umpan Balik ( Feedback ), adalah
pembalik dari proses komunikasi dimana reaksi terhadap komunikasi pengirim
dinyatakan. Karena penerima menjadi pengirim, umpan
balik mengalir lewat langkah yang sama seperti semula. Semakin cepat umpat
balik semakin efektif dalam komunikasi
2. Komunikasi dalam organisasi
Raymond V.
Lesikar berpendapat bahwa yang mempengaruhi efektifitas komunikasi ada empat
faktor, antara lain :
* Jalur komunikasi formal
Efektifitas komunikasi akan
efektif melalui dua cara :
o
Jalur formal dimana jarak yang semakin meluas
dan berkembang serta tumbuhnya organisasi.
o
Jalur formal komunikasi menghambat arus yang
besar dari informasi diantara tingkat-tingkat organisasi.
Struktur wewenang
Dalam organisasi dimana
perbedaan status dan kekuasaan akan mempengaruhi isi dan ketepatan komunikasi,
contohnya percakapan Direktur Utama dengan karyawan biasa dilakukan dengan
tatakrama dan terbatas sehingga tak ada pihak yang berkehendak untuk mengatakan
sesuatu yang penting.
*
Spesialisasi Jabatan
Anggota organisasi yang sama akan menggunakan
istilah-istilah, tujuan, tugas, waktu dan gaya yang sama dalam berkomunikasi.
*
Pemilikan Informasi
Individu-individu mempunyai informasi dan pengetahuan
yang khas mengenai tugasnya. Informasi ini memiliki bentuk kekuatan bagi orang
yang memilikinya, ini adalah bentuk komunikasi yang efektif.
·
Saluran Komunikasi
dalam Organisasi
Saluran komunikasi ini ditentukan oleh struktur organisasi dan tipe-tipe
saluran dasar komunikasi, yaitu :
1.
Komunikasi Vertikal
Komunikasi Vertikal adalah
komunikasi ke atas dan atau ke bawah dalam rantai komando. Komunikasi ke bawah
dimulai dari manajemen tingkat atas sampai pada karyawan bukan supervisor.
Kegunaannya antara lain untuk memberikan perintah, petunjuk dan lain-lain serta
membuka informasi kepada anggota organisasi tentang tujuan dan
kebijaksanaanorganisasi. Sedangkan kegunaan komunikasi ke atas memberikan
informasi kepada tingkatan yang lebih tinggi tentang apa yang terjadi pada
tingkatan yang lebih rendah. Misalnya tentang saran-saran, laporan kemajuan dan
sebagainya.
2.
Komunikasi Lateral atau Horizontal
Meliputi pola aliran kerja dalam
organisasi yang terjadi antara anggota-anggota kelompok kerja yang sama dan
diantara departemen-departemen pada tingkat organisasi yang sama. Kegunaannya
adalah untuk menyediakan saluran langsung untuk koordinasi dan pemecahan
masalah organisasi. Hal ini untuk menghindari keterlambatan dalam pengarahan
dan untuk membentuk hubungan dengan rekan mereka.
3.
Komunikasi Diagonal
Adalah komunikasi yang memotong
secara silang diagonal rantai perintah organisasi dan merupakan hasil hubungan
antara departemen lini dan staf.
·
Peranan Komunikasi
Informal
Bentuk dari
komunikasi ini timbul karena adanya berbagai maksud yaitu :
*
Pemutusan kebutuhan manusiawi.
*
Perlawanan terhadap pengaruh yang monoton dan
membosankan.
*
Keinginan untuk mempengaruhi prilaku orang lain.
*
Sumber
informasi hubungan pekerjaan.
Jenis lain dari komunikasi informasi adalah desas-desus (graperine) yang secara resmi tidak disetujui. Hal ini akibat jaringan informasi yang simpang siur atau tumpang tindih. Artinya beberapa orang tertentu yang mempunyai banyak informasi kemungkinan menjadi anggota dari beberapa jaringan informasi. Desas-desus ini juga mempunyai peranan fungsional sebagai alat komunikasi tambahan bagi organisasi.
·
Hambatan-hambatan
Komunikasi Efektif
Hambatan-hambatan
komunikasi yang efektif dibedakan menjadi dua bagian, yaitu :
1.
Hambatan Organisasional
*
Tingkatan Hirarki
Bila organisasi tumbuh dan berkembang akan
menimbulkan berbagai masalah komunikasi, karena menambah tingkatan memakan
waktu yang panjang dan ketepatannya semakin berkurang. Dimana setiap tingkatan
bisa menambah atau mengurangi, serta merubah berita dengan aslinya.
*
Wewenang Manajerial
Bahwa mengendalikan orang lain juga
menimbulkan hambatan terhadap komunikasi. Atasan banyak merasa bahwa mereka
tidak dapat sepenuhnya menerima berbagai masalah, kondisi yang membuatnya
tampak lemah. Sedang bawahan menghindari situasi untuk mengungkapkan informasi
yang membuat posisinya tidak menguntungkan. Maka dari dua hal diatas akan
menimbulkan gap.
*
Spesialisasi
Perbedaan fungsi, kepentingan dan
istilah-istilah lainnya membuat orang merasa ada dalam dunia yang berbeda, yang
akhirnya menghalangi masyarakat, serta sulit memahami dan mendorong terjadinya
kesalahan-kesalahan.
2.
Hambatan Antar Pribadi
Kesalahan dalam komunikasi juga dipengaruhi
oleh faktor ketidak sempurnaan manusia dan bahasa. Maka perlu diperhatikan :
*
Persepsi
selektif
*
Kedudukan
komunikator
*
Keadaan
membela diri
*
Pendengaran
lemah
*
Ketidak
tepatan penggunaan bahasa
4. Peningkatan Efektifitas
Komunikasi
Ada dua cara
untuk meningkatkan efektivitas komunikasi, yaitu :
1.
Kebutuhan akan komunikasi yang
efektif
Untuk
mencapai komunikasi yang efektif diperlukan beberapa cara yaitu kesadaran akan
kebutuhan komunikasi yang efektif dan penggunaan umpan balik.
Dijaman
modern ini komunikasi merupakan subjek penting, maka perusahaan-perusahaan
besar biasanya menggunakan ahli komunikasi untuk membantu memecahkan
masalah-masalah komunikasi internal.
Komunikasi
umpan balik atau dua arah memungkinkan proses komunikasi berjalan lebih efektif
dan dapat menciptakan lingkungan yang komunikatif dalam organisasi. Dalam hal
ini para manajer harus aktif. Penggunaan manajemen partisi-pasif dan komunikasi
tatap muka merupakan cara baik meningkatkan efektifitas komunikasi melalui
penggunaan umpan balik.
2.
Komunikator yang lebih efektif
Untuk dapat menjadi komunikator yang
lebih efektif harus memberikan latihan-latihan dalam bentuk penulisan maupun
penyampaian berita secara lisan dengan maksud untuk meningkatkan pemahaman akan
simbol-simbol, penggunaan bahasa yang baik dan benar, pengutaraan yang tepat
dan kepekaan terhadap latar belakang penerima berita.
Salah satu alat yang digunakan
adalah Active listening yang digunakan untuk mengembangkan keterampilan manajemen
para manajer, sebagai dasar peralatan ini adalah penggunaan reflective
statements (pernyataan balik) oleh para pendengar.
The American Management Association (AMA)
menyusun sepuluh pedoman efektivitas komunikasi organisasi, yaitu :
1.
Cobalah
menjernihkan gagasan anda sebelum berkomunikasi.
2.
Telitilah
kegunaan sebenarnya dari setiap komunikasi.
3.
Pertimbangkan
situasi manusia dan fisik secara keseluruhan bilamana anda berkomunikasi.
4.
Berkonsultasi
dengan orang lain, bila perlu dalam merencanakan komunikasi.
5.
Berhati-hatilah
ketika anda berkomunikasi, mengenai nada maupun isi pokok dari pesan anda.
6.
Ambilah
kesempatan bila muncul untuk menyampaikan sesuatu yang dapat membantu atau
bernilai bagi penerima.
7.
Lakukan
tindak lanjut komunikasi anda.
8.
Berkomunikasi
untuk hari esok sebaik hari ini.
9.
Pastikan
bahwa tindakan anda mendukung komunikasi anda.
10. Berusahalah
bukan saja untuk dimengerti tetapi juga untuk mengerti serta jadilah pendengar
yang baik.
http://syarifhidayat21.blogspot.com/2010/11/pengarahan-pengembangan-organisasi.html






0 komentar:
Posting Komentar